False Celebration or Room for Improvement?

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Pertama denger frasa ini saya jujur mengerenyitkan dahi sih. Kesalahan kok yo dirayakan..hehehe..

Tapi setelah nonton sesi LIVE nya Ibu Septi Peni, yang ketika kami sempat mengobrol sekitar 2 hari pada waktu saya menemani beliau (menjadi LO) di TangSel, saya jadi McQueen YaQueen kalau false celebration yang dimaksud adalah sebuah fase check yang kalau dalam ilmu sistim manajemen ada siklus PDCA (Plan - Do - Check - Action). Lengkapnya silahkan gugel sendiri yah hehehe intinya sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh manajemen tertinggi untuk melihat room for improvement terhadap pelaksanaan seluruh rencana yang telah dibuat di awal (biasanya rencana kerja tahunan). Makanya, saya sebetulnya lebih SREG kalau menyebut momen ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan room for improvement terkait dengan action plan yang telah kita buat di awal (fase Plan) dan pelaksanaannya selama ini (fase Do).

Nah Ibu merekomendasikan agar kita melakukan 360 degrees feedback

  1. Dari anak - Kian AF, 5 tahun, seneng banget ternyata dengan rutinitas jalan pagi bersama, karena Kian bisa sekalian naik sepeda dan melihat-lihat sekeliling. ada kucing, ayunan di kompleks, bunga-bunga..
  2. Dari suami - hahahaahahhahahahahha ini part lucu sih karena kita suka bentrok kalau saya udh siap jalan pagi lalu dia mau nemenin saya tapi ketabrak jadwal ritual paginya di kloset. Wis kalau udh gini biasanya ya saya jadi agak manyun karena harus nungguin, mayaaaaan delay nya bisa 10-20 menit soalnya heuheuheu..
  3. Dari mentor - Teh Erni melihat kembali action plan yang telah saya buat dan bertanya apakah ada yg perlu diubah? iya teeeh perlu banget ini. Karena di awal saya menuliskan rencana utk jalan kaki 5000 langkah selama 3x seminggu, yang mana 5000 langkah ini sebetulnya baru bisa dicapai sekitar 40-50 menit. Padahal dengan time constraint yang saya miliki kayaknya paling feasible kalau saya komit di durasi 30 menit aja. gak terburu buru dan juga gak ngoyo. Seenggaknya itu aja dulu sampai dengan tanggal deadline yang sudah saya tentukan. Nanti kemudian bisa dinaikkan intensitasnya bertahap.
Jadi inilah revisi action plan saya:

Jangan malu untuk merevisi action plan

Nah, setelah merevisi action plan alhamdulillah nih saya jadi lebih semangat. Kasi laporan sedikit yaa dari rutinitas saya berjalan kaki di pagi hari.

Jangan kasih kendor, YES?

========================================================================

Jadi, apa yang saya dapat dari false celebration pekan ini? inilah catatan pribadi saya, yang saya bagikan juga kepada para mentee:


Apa yang dicari dari false celebration?

Tentunya bukan semata kesalahan.

Tapi lebih dalam, adalah room for improvement.

Atau peluang untuk memperbaiki kembali action plan, dengan kondisi kita saat ini.

Kenapa lantas dinamakan false celebration?

Ini sebenernya lebih ke bahasa psikologis dari perilaku manusia.

Gak ada manusia yang mau disalahin. Gak adaaa

Tapi gak ada juga manusia yang gak pernah berbuat salah. Yakaan

Jadi kita melihat diksi "kesalahan" bukanlah lagi aib yang harus ditutupi, melainkan sesuatu yg harus kita lihat dari sudut pandang pengembangan diri. Dimana jika kita memberikan diri ini ruang& kesempatan utk bertumbuh (improvement ya, bukan hanya change) dari kesalahan, maka nantinya kita bisa berterimakasih kepada diri kita yg dahulu pernah melakukan kesalahan.

Karena sejatinya progress itu tidak semata hanya dilihat dari sesuatu yang dapat terukur seperti angka.
Perubahan perilaku kita terhadap kebiasaan baik yang terbentuk dari pola aktivitas yang konsisten itupun sebuah progress yang layak diapresiasi.

Because each time you learn, you grow. InsyaaAlloh..

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi