Day 4 - Hu Si Harimau Sumatera

Seekor Harimau Sumatera sedang mencari mangsa di hutan tropis.

Namaku adalah Hu. Aku terlahir di hutan tropis di Selatan Sumatera. Aku hewan karnivora, yaitu si pemakan daging. Babi hutan dan Rusa, adalah makanan favoritku. Tapi, terkadang, akupun mencari mangsa hewan lain jika perutku sudah lapar dan aku belum bisa menangkap keduanya.

Aku memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan semua harimau yang hidup saat ini. Tubuhku memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg. 

Pagi ini perutku sudah keroncongan. Aku mau keliling hutan mencari makanan.

Akupun pergi ke arah Barat, dimana Rusa biasa berkeliaran.

Tapi tempat Rusa berkeliaran sudah tak ada lagi. Tempat itu sudah berubah menjadi lahan perkebunan sawit.

Lahan Perkebunan Sawit di Riau

Kemudian, Akupun pergi ke Utara, Aku mencoba mencari Babi Hutan yang ada di kaki Gunung Kerinci. Jauh sekali perjalanan yang ku tempuh, tapi aku tetap semangat. Aku harus mencari makanan dan mendapatkannya.

Setelah tiba disana, ternyata hutan yang selama ini menjadi tempat tinggal Babi Hutan telah berubah menjadi sebuah perkampungan. Terdapat bangunan-bangunan rumah yang sangat asing bagi Hu.

Sambil mengendus-endus tanah, Hu tampak mengamati keadaan sekitar yang berubah.

Sepertinya Hu mencium aroma dari Babi Hutan di sekitarnya

AHA! Ini dia si Babi Hutan yang aku cari-cari. Tapi mengapa Ia berada di dalam sebuah kotak yang aneh?


Ternyata Babi Hutan itu adalah hasil buruan dari para penduduk sekitar perkampungan. Sebelum disembelih, Babi Hutan hasil tangkapan dimasukkan dulu ke dalam kandang yang terbuat dari jeruju besi. Hu pun mendekat. Ia menggaruk-garuk kandang tersebut dan merasa kesulitan menerobosnya.

Benda ini terlalu Kuat! Cakarku tidak mampu untuk merusaknya.

Samar-samar terdengar suara langkah penduduk lokal yang mulai berdatangan.

Wah, ternyata ada bala bantuan. Baiklah Aku akan mendekati mereka dan meminta tolong agar mereka membukakan kotak besi itu untukku.

Hu pun mendekati para penduduk lokal. Wajah mereka tegang. Hu pun mulai bertanya. Sayang, pertanyaannya hanya terdengar seperti auman harimau, karena manusia memang tidak bisa berbicara dengan binatang.

“Ada harimau! Ada harimau! Ayo kita buru!!!” 

DORRRR! Suara tembakan lepas dari senapannya.

Ada apa ini, Kenapa mereka mengejarku? Kenapa mereka mau menembak aku? Padahal aku hanya ingin meminta tolong kepada manusia. Apakah manusia tidak ada yang menyayangiku?

Akupun berlari dan terus berlari, padahal aku sangat lapar dan letih. Aku berlari sampai suara langkah manusia tidak terdengar lagi di telingaku. 

Ah, di sebelah sana ada sungai! Aku mau minum dan berendam dulu. 

Hu memang senang berendam di air. Iapun seekor harimau yang mahir berenang.


Wah! Segar sekali berendam di air yang sejuk.

HAP! Selagi berenang, Hu menangkap seekor ikan. Ternyata di sungai itu banyak sekali ikan air tawar khas perairan hutan tropis.

Hu pun makan dengan lahap. Ikan-ikan yang sedang berenang menjadi incarannya. Hu senang sekali, walaupun rasa ikan berbeda dengan rasa daging rusa, tetapi ikan-ikan ini dapat menolong perutnya yang sudah sangat kelaparan.

Setelah kenyang makan ikan, Hu kemudian beristirahat sejenak sambil masih berendam di dalam air.
  

Ia menyenderkan kepala di bebatuan sungai, sambil mengumpulkan tenaga untuk pulang.

Sebelum pulang, Hu menangkap beberapa ekor ikan untuk dibawa pulang. Untuk apa ya kira-kira?



Ternyata, ikan-ikan tersebut Ia berikan untuk anak-anaknya! Walaupun hari ini Hu gagal membawakan daging rusa dan babi hutan, tetapi Ia tak kehabisan akal untuk tetap membawakan makanan untuk anak-anak tersayang.

========================================================================

Cerita ini adalah dongeng buatan Apa, yang berkesan sekali bagi Kian. Terbukti walaupun cerita ini hanya disampaikan sekali, tetapi ketika saya memintanya menceritakan kembali, Kian akan secara antusias bercerita sekaligus mengajukan pertanyaan.. hehehe..

Lalu sayapun mencoba membuat improvisasi agar cerita ini dapat sekaligus menambah pengetahuan Kian seputar Harimau Sumatera. Saya membacakan beberapa informasi seputar harimau sumatera, yang saya dapat dari web resmi WWF Indonesia.

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered). Jumlah populasi harimau Sumatera di alam bebas hanya sekitar 400 ekor saja. Harimau Sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup: mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan illegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat dan dekorasi. Harimau Sumatera hanya dapat ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia.

Populasi Harimau Sumatera yang hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan. Sebagian besar kawasan ini terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial. Bersamaan dengan hilangnya hutan habitat mereka, harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia dan seringkali dibunuh atau ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan tanpa sengaja dengan manusia.

Propinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau Sumatera. Sayangnya, sekalipun sudah dilindungi secara hukum, populasi harimau terus mengalami penurunan hingga 70% dalam seperempat abad terakhir. Pada tahun 2007, diperkirakan hanya tersisa 192 ekor harimau Sumatera di alam liar Propinsi Riau.

Yuk, kita sayangi seluruh ciptaan Alloh SWT :)

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi