Day 8 - Buah dari Kejujuran Pak Ujang



Pak Ujang panen jagung

Petani muda itu bernama Ujang

Ujang dikenal sebagai seorang petani jagung yang sangat sabar dalam menjalani hidupnya. Ketika kemarau melanda di Kp. Rancamoyan, jarang sekali hujan yang turun disana hingga bisa dihitung berapa kali hujan yang turun dalam setahunnya. Ujang, yang saat itu masih muda, tinggal disebuah bukit hutan bambu yang rimbun. Desa tersebut hanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga karena banyak penduduk yang sudah berpindah ke desa lain akibat kekeringan yang melanda desa itu.

Pagi itu, Ujang hendak jalan ke kebun jagung yang berjarak puluhan kilometer dari rumahnya. Dalam perjalanan dia menemukan sebuah pohon jati yang nampak miring. Ujang berhenti sebentar di pohon jati tersebut. Ternyata dibawah pohon jati ada sebuah teko yang berisi air.

Teko berisi air minum yang ditemukan Ujang


Ujang sangat ingin meminum aiar yang ada di dalam teko tersebut. Namun karena sadar kalau teko berisi air itu bukan miliknya, akhirnya Ujang mengurungkan niatnya, kemudian Ia melanjutkan perjalananya kembali.

Setelah beberapa kilometer berjalan, Ujang melihat ada semburat cahaya yang berkilau dari kejauhan. Ujangpun tergopoh-gopoh berlari ingin melihat benda apa yang sangat mengkilat tadi, ternyata setelah di dekati, Ujang sangat terkejut melihat ada sebongkah emas yang sangat besar. Ujang sangat ingin mengambil emas tadi, tapi Ia ingat bahwa barang tersebut bukan miliknya.

Bijih emas yang ditemukan Ujang


“Mungkin saja ada orang yang kehilangan emas ini.”

Ditaruhnya kembali emas tadi. Ujang pun kembali berjalan.

Sesampainya di kebun jagung, Ujang beristirahat di sebuah pohon yang cukup rindang daunnya. Tanpa disadari ternyata pohon tersebut adalah pohon yang tadi Ia singgahi ketika menemukan teko yang berisi air. Ia pun baru tersadar dan merasa terkejut.

“Bagaimana mungkin di daerah yang tandus begini ada sebuah pohon jati yang sangat rindang?”, Ia pun mengelilingi pohon tersebut sambil terheran melihat pohon tersebut.

Tiba-tiba terdengar suara, “Wahai petani, kau sangat jujur dan baik hati. Aku sangat menghargai sikapmu yang sabar dan tidak mengambil yang bukan milikmu. Kini engkau boleh menikmati semua yang ada di kebun jagung mu ini”.

Terkejut sekali Ujang mendengar suara tersebut, Ia bertanya-tanya apakah ia dalam mimpi.

Kemudian Ia bergerak ke kebun jagungnya dan mulai mencabuti jagung. Ternyata Ujang mendapati jagungnya sangat bagus sekali! Ujang sangat senang, karena selama ini panen jagungnya sangat mengecewakan, banyak jagung yang kering dan kualitasnya buruk. Ujang kemudian memberitahu pemilik lahan bahwa hasil panen yang didapat bagus sekali. Sang Pemilik Lahan sangat bangga mempekerjakan Ujang sebagai petani yang menggarap lahannya, dan sebagai hadiah, Ujang diberi lahan sendiri agar Ia dapat bercocok tanam dengan mandiri. Ujang pun pulang dengan senang dan gembira mendapatkan hasil panen yang bagus hari ini.

Sumber : Dongeng Anak Indonesia

========================================================================

Cerita ini saya sadur dari sebuah legenda rakyat tentang seorang petani dan pohon jati, dan saya modifikasi dengan penyesuaian value karakter yg akan coba saya tampilkan dalam sosok Pak Ujang.

Moral dari cerita ini adalah:

Jangan mengambil sesuatu yang bukan milik kita, jika kita tetap bersabar dan terus berusaha, pasti suatu saat kita akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang kita kerjakan.


#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi