Day 5 - Kue Ulang Tahun untuk Muti

Sepotong Kue Ulang Tahun yang enak

“Alaaaan ini ada kue ulang tahun dari Tandriyana, ayo sini nak makan!” , Ibu mengajak Alan untuk menghampiri meja makan.

“Alan mau makan kuenya sekarang atau nanti?kalau mau dimakan nanti, Ibu masukkan dulu ke kulkas. Agar tidak disemuti.”

“Sekarang, Bu.” , lalu Alan pun mulai menyendok kue tersebut. 

Nyam.. Nyam.. Nyam..

Baru tiga suap, Alan sudah teralihkan perhatiannya. Ia tinggalkan kue yang masih di meja makan, dan lantas bermain lego di ruang tengah.

======================================================================

Sepuluh menit kemudian..

“Hei! Ada aroma manis di sekitar meja makan! Ayo kita hampiri!” , Muti, pemimpin kelompok Semut Hitam mengajak prajurit semut lain menghampiri sumber aroma manis tersebut.

Muti, seekor Semut Hitam

Setelah mereka menghampiri, rupanya Muti dan para prajurit menemukan sisa potongan kue ulang tahun yang tercecer di piring.

“Wah! Ada makanan! Ayo para prajurit kita berbaris dan bergiliran membawa potongan kue ini ke dalam sarang!” , Muti memimpin barisan.

Muti pun kemudian mulai menggunakan gunting yang ada di mulutnya untuk memotong remahan kue dan membawanya pulang ke sarang.

Rapih sekali ya barisan para prajurit semut!


Para prajurit semut yang lain berbaris dengan rapi dan bergotong royong untuk mengangkut sisa kue tersebut. Merekapun bernyanyi bersama lagu “Berlatih Berbaris” :

Mari kita berlatih berbaris, 
Melangkah dengan rapi
Satu, dua, tiga, empat, berbaris bersama
Satu, dua, tiga, empat, gagah dan perkasa
(Ulangi 3x)

Muti berada di barisan paling depan dan memimpin kelompok Semut Hitam kembali ke sarang semut mereka.

Di tengah jalan, Muti bertemu Mala, pemimpin kelompok Semut Hitam dari sarang yang lain. Muti pun tak lupa mengucapkan salam dengan menempelkan antena kepalanya kepada Mala.


Muti dan Mala


"Assalaamualaikum, Mala, ini Muti. Di sebelah sana ada sumber makanan yang banyak, yang dapat kamu angkut ke sarang. Silahkan mengambil ya, para prajuritku sudah selesai mengambilnya terlebih dahulu."

"Waalaikum Salam Muti, terimakasih ya sudah memberitahuku. Aku jelajahi terlebih dahulu sebelum memberitahu para prajurit yang berada di belakang ku. Sekali lagi terimakasih, Muti yang baik." , Mala kemudian menundukkan kepalanya, sebagai tanda hormat.

Tak lama waktu berselang, Mala menghampiri sisa kue ulang tahun yang masih berada di meja makan dan melakukan hal yang sama dengan Muti. Mala bersyukur sekali, memiliki teman seperti Muti, yang ramah dan bersahaja.

Muti akhirnya sampai di sarang. Alangkah bahagia nya Muti, karena sang ratu baru saja menetaskan telur-telur semut. Telur ini kemudian disimpan di sebuah lubang khusus, karena di lubang lainnya terdapat telur yang sudah berubah menjadi larva. Ada pula lubang yang berisi para larva yang telah menjadi pulpae. Setelah pulpae cukup usia, kemudian akan menjadi semut yang utuh. Tubuh ratu semut besaaar sekali, karena perutnya berisi telur-telur semut yang akan menjadi anggota baru kelompok Semut Hitam.

Ilustrasi sarang semut dalam tanah

Oleh karena itu, ratu semut harus makan yang banyak, agar telur-telur yang ada di dalam perutnya dapat berkembang dengan sehat dan menetas menjadi anggota kelompok yang baru.

Di dalam sarang, Muti sangat sibuk. Ia mengatur makanan yang akan disimpan ke dalam sarang. Ia harus memastikan ratu semut tidak kekurangan makanan, dan seluruh prajurit yang ada di dalam sarang juga dapat kenyang. Muti pun membuat lubang yang baru sebagai tempat penyimpanan makanan, jika suatu saat ratu semut kelaparan.

Muti adalah pemimpin kelompok Semut Hitam yang bertanggung jawab dan penyayang. Ia amat menyayangi seluruh anggota kelompok, seperti Ia menyayangi dirinya sendiri.

========================================================================

Di atas sana..

"Ibuuuuuuu kenapa kue ku hancur dan banyak sekali dikerubuti semuuuut?" , Alan kaget dan kebingungan. Ia baru ingat kalau kue ulang tahun dari Tandriyana belum habis, setelah keasyikan sendiri bermain lego.

"Alan tadi darimana? Kok kuenya tidak dimakan sampai habis?" ,  Ibu mulai mencari jawaban.

"Alan tadi main lego, Bu. waktu makan kue. Lalu kuenya ditinggal disini. Alan keasyikan bermain hingga lupa kalau masih ada sisa kue di meja makan." , lirih Alan. Ia terlihat sangat menyesal.

"Alan sayang, tadi kan Ibu sudah bilang, kalau kuenya tidak mau dimakan sekarang, harus masuk kulkas, agar tidak disemuti. Sekarang terbukti kan, kalau kue itu disemuti. "

"Berarti, nanti lagi, Alan harus apa ya?" , Ibu kemudian mengarahkan.

"Nanti lagi Alan harus makan dulu kue nya sampai habis, baru bermain lego." , akhirnya Alan dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini.

"Bagus. Itu baru namanya anak Ibu. Sini, peluk Ibu dulu." , Ibu kemudian memberikan pelukan hangat kepada Alan, karena Ibu tahu, walaupun Alan telah berbuat salah, tapi Alan berani jujur mengakui kesalahannya, dan mau memperbaiki perbuatannya.

=======================================================================

Karena Kian senang sekali mengamati semut, dan hari Minggu kemarin Kian baru mendapat kue ulang tahun dari tetangga, maka saya jadi terinspirasi untuk menulis dongeng ini. Emang semut itu ciptaan Alloh yang sangat luar biasa yaaa.. Pekerja yang gigih, gotong royong, saling sayang, dan ramah! Kejadian seperti Muti dan Mala diatas sudah sering saya dan Kian amati di rumah. Mereka betul-betul saling menyapa dan berkomunikasi, walaupun berbeda kelompok.

Semut aja yang beda kelompok bisa akur, masa manusia engga?

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination


Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi