Journey to AMIH VERSION 2.0 through Mind Map

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Dongeng kali ini agak berbeda karena yang membawakan dongeng adalah Pak Dodik. Dan ketika beliau menjelaskan perihal mind map pikiran saya langsung bertamasya ke zaman saya kuliah dulu. Ketika kami mulai memasuki tingkat 2 kuliah, banyak sekali ilmu ilmu dasar yang dikenalkan seputar jurusan kuliah. Oleh karena itu, selain harus rajin hadir kuliah dan mengerjakan tugas, kamipun diberi tips oleh para senior untuk kreatif dan smart dalam mencatat bahan kuliah.. Nah salah satu caranya adalah dengan mind map ini.

Pak Dodik menyontohkan pembuatan mind map ketika beliau dan Ibu Septi menggagas Institut Ibu Profesional. Maasya Alloh ya, kalau dilihat dapur dibalik seluruh program kuliah ini, sungguh disusun dengan rapi, terstruktur, dan sangat komperhensif. Walaupun secara perkuliahan, IIP ini adalah platform informal, tapi sungguh materinya gak kalah keren dibandingkan materi 144 sks selama saya kuliah dulu. Jadi malu banget dong kalau kita sebagai mahasiswa gak serius belajar di Kelas Bunda Cekatan ini..hehehe..

Keesokannya, Bu Septi memberikan benang merah untuk mengerjakan tugas, yaitu agar kami membuat mind map dengan topik besar berupa telur orange yang telah dibuat sebelumnya.

Seperti yang telah saya jelaskan di jurnal sebelumnya, ketiga telur orange yang berisi ilmu yang akan saya fokuskan untuk dipelajari saat ini adalah:

  1. Teknik berenang dengan nafas alami (natural swimming program)
  2. Teknik berlari dengan detak jantung aerobik (maffetone method)
  3. Mengelola emosi anak dengan empati (mindfulness parenting)

Di poin ketiga, saya menemukan dua cabang ilmu/program yang walaupun keduanya berada di ranah yang berbeda, tetapi tujuannya tetap sama. Ketika saya ingin mengelola emosi anak dengan empati, jujur saya harus bisa secara sadar (mindful) berempati terhadap anak. Dan sering kita sadari, bahwa banyak sekali distraksi sehari hari yang membuat kondisi para ibu di rumah menjadi kurang stabil, seperti kondisi rumah yang berantakan, kejenuhan berada di dalam rumah terus menerus dengan rutinitas yang sama, dan me-time yang kurang tertata rapi sehingga malah mengganggu hal lain yang lebih penting. Oleh karena itu poin ketiga saya bagi menjadi 2 cabang program besar, yakni mindful living yang saya fokuskan untuk diri sendiri terlebih dahulu, dan traveling plan yang merupakan sebuah kendaraan yang saya akan gunakan untuk membangun quality time yang baik dengan keluarga. Karena saya yakin, dan begitupun Bu Septi meyakinkan, jika Ibu sudah bahagia dengan dirinya sendiri, Ia akan sangat mudah menularkan kebahagiannya kepada keluarganya.

Baik, setelah otak atik sana sini, berikut adalah  mind map yang telah saya buat:

Peta Belajar - Anggita Triasari

Kurang jelas yaaa? okey coba saya kasih versi lengkap dan high-res nya disini.

Terus darisitu jiwa ambi langsung bergejolak.. kayaknya saya bisa deh bikin mind-map yang akan jadi outline dari yang telah saya buat diatas. Saya pakai aplikasi canva secara online, dan berikut hasilnya:

Printable mind map - Anggita Triasari
Masih kurang keliatan jugaaaa?

Aih teungteuingeun lah emang resolusi kalau udh di blog teh. Berikut  untuk printable mind map versi resolusi tinggi, bisa dilihat disini.

Rencananya outline mind map ini akan saya print di kertas ukuran A3 dan saya tempel di tembok rumah..hehehhee.. biar terpampang nyata setiap hari, insyaAlloh jadi tambah semangat mengejar ilmunya :)

Karena ilmu tanpa amal, bagaikan cengek tanpa gehu haneut. Jadi yuk ah mari semangatttt untuk terus menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Karena kalau bukan kita yang memulai, lalu siapa lagi? :)



Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi