VBAC Journey Part 2

Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Saya menulis seputar perjalanan kehamilan ini bukan hanya untuk kenang-kenangan, tetapi semoga tulisan saya yang sangat alakadarnya ini bisa bermanfaat walaupun sedikit buat para ibu yang memiliki kerinduan untuk bersalin secara spontan. Karena sesungguhnya kehamilan dan persalinan bukanlah hanya semata dilihat dari cara bersalinnya saja. Setelah mengalami keduanya, baik itu SC ataupun spontan.. what really matter is the whole parenting journey itself, so cherish every second of it, and be grateful for whatever might happen. Karena menjadi ibu bukan hanya perihal hamil dan bersalin, tetapi sebuah transformasi luar biasa untuk lahirnya jiwa dan peradaban baru. 
Sebelumnya saya telah bercerita disini yaa buibu.. 

TRIMESTER 2&3 

Buat para bumil pasti gak asing dong dengan akun Bidan Kita, yesss akun milik Bu Bidan Yesie ini saya jadikan salah satu referensi ilmu seputar kehamilan. Knowledge is power, berikut jargon yang sering kali beliau tuliskan. Jadi ibu hamil itu harus berdaya, banyak belajar, banyak berusaha, sebelum akhirnya berserah kepada kehendak-Nya. Nah berbekal jargon tersebut, di kehamilan kali ini saya mau seriusin belajar seputar gentle birth, dari mulai beli buku, ikut prenatal yoga for couple (info bisa dilihat disini yaa), menyimak berbagai IG Live dari para dokter kandungan yang membahas seputar kehamilan termasuk VBAC, sampai ikut kelas persiapan kelahiran.. untuk yoga dan juga kelas persiapan dilakukan secara online karena PSBB masih berlangsung hehe.. 

Pose dulu sebelum kelas dimulai

Nah ketika kelas persiapan (info bisa dilihat disini yaa), saya dan suami diberikan tugas untuk menggambarkan proses kelahiran. Untuk suami harus bikin gambar, untuk istri harus bikin mind map dengan menggunakan tangan non-dominan. Hasilnya seperti ini: 

Birth mind map menggunakan tulisan tangan non-dominan

 Surprisingly proses kelahiran saya sudah tertuang semuaaa di dalam mindmap tersebut. 

MaasyaAlloh. Sebegitu dahsyatnya alam bawah sadar dan afirmasi yang diikhtiarkan, tentunya atas izin dan ridho dari Alloh SWT. 

KEHAMILAN 30 MINGGU 
Berbekal dari kelas persiapan yang telah diikuti, saya dan suami lalu menyusun roadmap untuk menyambut kehadiran adik bayi. Diantaranya adalah: 
  • Memilih birth provider : Karena kami berikhtiar untuk VBAC, maka persalinan haruslah ditangani oleh dokter kandungan. Walaupun Kami baru bertemu 2x (di usia kehamilan 7 & 24 minggu), tapi insyaAlloh kami memantapkan pilihan dengan Dr. Riyana. 
  • Memakai jasa pendamping persalinan : Boleh pilih seorang doula yang bersertifikat ataupun private midwife . Setelah berembuk dengan suami, kami memilih private midwife yang menyediakan layanan homecare juga. Saya termasuk beruntung karena memiliki teman satu komunitas yang berprofesi sebagai bidan yang menyediakan layanan homecare. Dan teman saya yang satu ini maasyaAlloh sangat bisa diandalkan. Jarak rumah yang dekat, ilmu yang up-to-date, pribadi yang helpful & friendly dan cencunya sreg di hati membuat kami nyaman selama pendampingan. Mau konsul via wa juga gak akan sungkan wong sama temen sendirii yagak hehehe.. 
  • Menentukan tempat persalinan : Seperti yang saya ceritakan di part 1, dari kunjungan pertama saya udah kepincut buat melahirkan di BWCC. InsyaAlloh ini adalah plan A kami. Sedangkan jika harus dirujuk, kami akan menggunakan RS rujukan BPJS dari birth provider

Nah di usia 30 minggu ini adalah kunjungan pertamanya Bidan Ika ke rumah. Agendanya adalah yoga dan juga pemeriksaan kehamilan. Alhamdulillah detak jantung bayi normal, ukuran kehamilan normal, posisi kepala bayi sudah dibawah. Oiya sekalian cek Hb darah, Alhamdulillah angkanya 10.6, padahal sebelum hamil kisaran Hb saya biasanya hanya 8-9 akibat anemia. 

KEHAMILAN 34 MINGGU 
Karena suasana pandemi masih melanda ibukota, jadi jujur selama hamil ini saya gak melakukan kontrol rutin kehamilan ke dokter. Hanya di usia kehamilan 7, 13, 24, 34, 36, 37, dan 38 minggu. Disinilah keseruan terjadi. Ketika alat USG mampir di perut... surprise! 
“Kepala adik bayi ada di bawah tulang rusuk kiri ya, gak terlalu melintang sih, tapi sungsang.” 
Jengjengjeng.. bageimana iniii? 
“Kita tunggu 2 minggu lagi ya, kalau masih sungsang nanti kita lakukan intervensi dari luar di usia 36 minggu. Sambil nunggu boleh banyakin pose knee chest ya, Ma.” 
Keesokan harinya saya langsung menghubungi Bidan Ika. Alhamdulillah jadwal beliau kosong sehingga bisa kunjungan ke rumah. Setelah yoga, diajari beberapa pose yang dapat membantu memutar posisi janin, lalu saya dan suami diajari rebozo untuk optimalisasi posisi janin. Bidan Ika juga memberikan referensi tempat akupuntur untuk saya kunjungi, karena terapi akupuntur dan moxa adalah salah satu alternatif untuk memutar posisi janin yang sungsang. Setelah konsul dengan Bu Dokter, dan mendapatkan lampu hijau dari beliau, sayapun meluncur ke tempat Shinse yang sebetulnya lokasinya tidak asing karena berdekatan dengan gedung SMA saya dulu. Disana saya mendapatkan terapi jarum dan juga moxa. Dan Shinse ini baik sekaliiii memberikan saya moxa stick agar saya bisa mempraktikkannya di rumah bareng sama suami. 
Jujur saya down sekali ketika mengetahui bahwa janin saya sungsang. Ditambah buanyak sekali faktor eksternal yang mengaduk ngaduk emosi. Sampe berkali-kali nangis sambil minta maaf ke adik bayi di dalam perut. Maafin Amih nak, this has been one hell of a rollercoaster ride but I love you no matter what. I put my trust on Alloh, and I believe you are genius. Take your time. Kalau Adek masih nyaman dengan posisi ini, silahkan. Tapi kalau Adek udah siap ketemu Amih, kepala Adek ada disini ya (ngomongnya sambil elus perut, sambil tunjuk-tunjuk posisi yang bener pake tangan). Afirmasi kayak gini rutin saya lakukan setelah selesai sholat, dan di periode ini lah mindset saya banyak berubah:
IKHTIARLAH SEKUAT TENAGA MANUSIA. PERIHAL HASIL, KETUKLAH PINTU LANGIT, BERDOALAH, BERSERAHLAH KEPADA ALLOH SWT. 
Jadi daripada ngerasa insecure sama hasil akhir yang akan terjadi, saya ubah fokus saya untuk berikhtiar semampu saya. And it works! Saya jadi jauh lebih rileks dan tenang karena yang ada di pikiran saya tiap bangun pagi adalah : sudah ikhtiar apa hari ini? Ayo semangat! 

KEHAMILAN 36 MINGGU 
Agenda kontrol minggu ini adalah cek darah trimester 3 dan USG rutin. Oh dan jika hasil USG menunjukkan janin masih sungsang akan dilakukan prosedur memutar posisi janin secara manual dengan bantuan tangan dokter. Saya betul-betul sudah pasrah, apapun hasilnya. Dan.. surprise! 
“Kepalanya udah dibawah nih”, ujar Bu Dokter. Alhamdulillah! 

KEHAMILAN 37 MINGGU 
Sebelum masuk ke ruang dokter saya mengambil hasil tes darah minggu lalu di laboratorium. Hasilnya Hb saya turun lagi, menjadi 9. Pleus, gula darah saya tinggi. Gustiiii apa lagi iniii? Padahal udah rutin minum obat penambah darah 2x sehari, rutin sarapan buah bit, banyak minum elektrolit dan air putih, trus juga jarang jajan gula gulaan.. kenapa beginiii hasil darahnyaa? 
Anemia dan gula darah yg tinggi pada ibu hamil bisa meningkatkan berbagai risiko untuk ibu&bayi, monggo silahkan di gugel sendiri yaah apa aja risiko nya.. Bu Dokter lalu menawarkan agar saya diberi infus venofer sebanyak 2x sekalian tes PCR swab. Dikarenakan kehamilan saya sudah mendekati due date, dan saya berencana untuk bersalin di BWCC, maka prosedur wajibnya adalah tes PCR swab untuk memastikan kondisi kesehatan saya. Oh iya, ketika kontrol sayapun berkonsultasi seputar rencana persalinan, dan menyebutkan bahwa saya akan ditemani oleh pendamping persalinan. Bu Dokter memberikan prosedur pendamping persalinan di BWCC, dan meminta pendamping persalinan kami (Bidan Ika) menghubungi Bu dokter sebagai koordinasi awal. 

To be continued

Comments

Popular posts from this blog

Day 4 - Hu Si Harimau Sumatera

Customized Your Own Passion Canvas

Day 9 - The Before After on Waku Waku Japan