I Swim, I Ride, I Run.. I am happy as I can be :)

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Perjalanan ini dimulai sejak awal tahun 2018. Di awal tahun, terdapat pembukaan Kelas Belajar (KeJar) Renang yang dibuka oleh Komunitas Ibu Profesional Tangerang Selatan. Saya auto-daftar doooong, secara renang ini adalah salah satu life skill yang menurut saya wajib dimiliki oleh setiap manusia. Karena pada fitrahnya, Alloh SWT telah menciptakan manusia mampu bertahan di air tanpa tenggelam, jika kita mau mempelajari ilmunya.

KeJar Renang IP TangSel

Sayangnya, saya gak perah mendapatkan kesempatan untuk belajar berenang sewaktu kecil dulu. Ditambah pengalaman saya yang pernah tenggelam di kolam sedalam 2 meter, makinlah saya dilarang berenang.

Nah, makanya setelah menikah, dan melihat kesempatan belajar, berbekal dengan izin suami akhirnya saya mendaftar. Dengan perlahan, saya mulai belajar sebagai pemula, seperti bubbling, mengambang di kolam, meluncur dari pinggir kolam.. hingga masuk ke gaya-gaya dasar renang seperti gaya dada dan gaya bebas.

Ternyata saya ketagihan. Saya terus mencoba latihan, dan melanjutkan ke level gaya selanjutnya. Alhamdulillah di tahun 2018 saya sudah lulus assessment untuk ketiga gaya dasar renang, yaitu gaya dada, gaya bebas, dan gaya punggung. MaasyaAlloh, gak nyangka ya. Darisitu saya makin kagum sama tubuh ciptaan Alloh SWT, yang segitu high-tech nya bisa dilatih bahkan saat sudah dewasa. Ntahlah sungguh darisitu saya jadi punya mimpi, untuk membuat para emak berenang, karena.. hey, saya emak, saya pemula, saya sempat punya trauma, tapi Alloh mengizinkan saya agar BISA!

Mimpi itupun terwujud ketika awal tahun 2019 Coach kami, sang atlet provinsi tengah mengandung anak ketiga dan sedang mencari pendamping. Saya beserta rekan seperjuangan Mba Chachu lalu direkrut untuk menjadi pelatih pendamping, dengan mengikuti ToT (Training of Trainer) terlebih dahulu selama 4 pertemuan. Dan alhamdulillah, we did it.. KURANG BAHAGIA APA COBAAA

Saya mulai membersamai para emak IP TangSel untuk belajar renang sejak awal tahun 2019, sampai saat ini. Alhamdulillah. Masih banyak mimpi yang harus dirangkai, agar bukan hanya raga ini menjadi sehat tapi juga bermanfaat untuk orang sekitar. Kuatkan hamba-Mu ini yaa Alloh..

Lisensi D Pelatih Renang


========================================================================

I ride, since I were a kid.


Dari dulu saya seneng banget sepedahan, dan ketika sekarang saya sepedahan, rasanya sungguh nostalgic. Saya pernah mengulas perihal sasapedahan ini disini, pada postingan tanggal 5 Oktober 2018. Jadi, gak akan panjang panjang yaa saya jelasin, kenapa saya BAHAGIA BANGET tiap kali gowes sepeda.

Saya hanya punya 1 sepeda, model city bike.

=======================================================================

Running is Our Therapy. Not only yours, but also mine.


Dari dulu saya paling lambat kalau disuruh lari. Kurang lambat apa coba, dengan postur tubuh pas pas an begini mana ada nyali saya buat berlari. Kalau lagi acara 17-an di kompleks aja saya selalu kalah. ah, keok lah..hahahhaa.. tapi.. itu dulu..

Perjalanan kali ini dibawa oleh teman-teman sesama emak yang berhasil ngajakin saya dan beberapa emak lain untuk icip icip lari 5k dengan iming iming potongan harga pendaftaran (dasar ye emak emak modis) dan rute nya deket rumah (asli udah kayak halaman belakang aja saking deketnya). Dan BERHASIL BIKIN SAYA HEPI KABINABINAAAA.. kenapa?

  1.  Lokasi race yang deket banget sama rumah
  2. Jarak pemula, 5k dengan medan datar dan jalan aspal
  3. Baaaanyak banget fotografer yang motoin kita selama berlari, jadi jangan lupa untuk put some make up sebelum start.
  4. Bertemu dan silaturrahim setelah selama ini cuma ngobrol lewat jari ajaaa di dunia maya
  5. Dapet race pack (goodie bag) yang isi barangnya bagus baguuuus!


Bersama sobat berkeringatque

Tetapi bukan itu bagian serunya. Kenapa sih berlari (kalau saya mah masih slow-jogg lah ya hitungannya) menurut saya adalah sebuah terapi? Karena eh karena.. yang saya rasa, derasnya aliran endorfin di dalam tubuh pasca berlari, dapat membuat raga dan fikiran ini rileks. Bukankah itu yang dibutuhkan emak biar tetap "waras" dalam menjalani kehidupan sehari-hari? hehehehe.. terlebih buat saya, pasca mengalami trauma mendalam akibat kehilangan janin di usia kehamilan saya yang baru 16 minggu pada saat itu.. sungguh. kuingin berlari saja. jadi hayuk lari. hehehe.. cerita lengkapnya ada disini yaa..

Alhamdulillah, jika di akhir tahun 2018 saya baru kecemplung ikut ikutan untuk berlari, di akhir tahun 2019 ini saya berhasil mendapat peningkatan jarak tempuh, yaitu berlari dengan jarak 10k. Tetap masih tergolong pemula, karena sungguh saya gak mau ngejar apa-apa. Bukan soal speed, bukan soal distance. Berlari ini hanyalah sebuah ikhtiar dalam rangka mensyukuri ikmat raga karunia Alloh SWT, jadi sudah sepatutnya berlari ya dibikin HEPI, dan itu adalah prinsip saya.

Pace receh tapi keceh
Run happily and finish strong!

Simpel ya ternyata bikin manusia jadi BAHAGIA? Yuk, mari, syukuri nikmat dari Alloh SWT.. mulai dari nikmat raga sehat yang kadang terlupa oleh kita. Karena jika kita makin sering bersyukur, niscaya Alloh SWT akan terus menambah nikmat dan karunia-Nya kepada kita.

Ushikum wa nafsiy bittaqwalloh. Maha Benar Alloh SWT dengan segala firman-Nya :)

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelurtelur
#bundacekatan1
#institutibuprofesional

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi