Day 6 - Natural and Logical Consequences



Ilmu itu tidak diciptakan oleh manusia, Alloh SWT - lah yang menciptakan seluruh ilmu, dan manusia-lah yang mencarinya. Tapi pencarian tersebut tidaklah akan berbuah hasil jika ilmu yang didapat tidak membawa manfaat minimal untuk diri sendiri, terlebih untuk orang-orang sekitar. Ilmu yang tidak dipraktikkan, bagaikan sebilah pisau yang tidak pernah diasah. Lama kelamaan pasti akan tumpul.

Pepatah sederhana diataslah yang menginspirasi saya untuk tak henti-hentinya belajar mendidik anak. Karena saya sadar "gelas" saya ini sangatlah kosong dan sangatlah haus akan ilmu, terutama untuk menjadi seorang Ibu.

Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mendapat materi terkait pengasuhan anak, tentang bagaimana sebetulnya punishment dan reward bukanlah sebuah bentuk penanaman motivasi kepada anak untuk berbuat sesuatu yang baik dan meninggalkan sesuatu yang tidak baik. Saya dikenalkan dengan sebuah istilah “logical and natural consequences” dan bagaimana aplikasinya terhadap pengasuhan anak. Materinya dapat dilihat disini yaaa..

Hari Sabtu kemarin #KianAF kedapatan oleh-oleh minuman yoghurt kiriman tetangga yang baru pulang dari China, rasanya mirip seperti yakult tapi ukuran botolnya besar. Kian yang seneng banget minum yakult pun kegirangan waktu dikasih oleh-oleh itu.

Sebetulnya yoghurt itu menyehatkan, jika diminum sesuai dengan takaran per hari. Kalau yakult kan mudah ya, cukup 2 botol yakult per hari batasannya. Nah kalau yg ini lebih menantang karena kemasannya besar.. hehehe..

Jadi dari hari pertama saya memberi Kian minuman ini saya sudah memberitahu persyaratan dan juga konsekuensinya: Nak kalau mau minum hanya boleh 2 gelas susu punya Kian ya (cup feeder Kian jaman bayi), kalau Kian minumnya kebanyakan nanti Kian perutnya sakit lalu mencret.

Tapi bukan Kian namanya kalau Ia gak puter otak dan cari kesempatan buat minum yoghurt itu.. hahaha.. udah diumpetin di kulkas, di laci terdalam, di balik sayuran, tetep aja ketika saya kerja dan bibi sedang lengah Kian sempat diam2 ke kulkas dan menenggak buanyak sekali isi botol yoghurt tersebut.. wkwkwkwkwk

Sore itu, bibi lapor bahwa seharian Kian mencret. Ia meraung2 kesakitan sebelum BAB. Saya langsung tau apa penyebabnya, dan alhamdulillah gak panik.. karena Kian hanya diare ringan dan masih tetap mau makan dan minum seperti biasa.

Sepulang kantor seperti biasa saya langsung bertanya Kian daritadi ngapain aja? Main apa? Makan apa? Lalu Kian pun bercerita kalau dia mencret.

A: Sayang, Kian tau kenapa Kian mencret?
K: diam
A: Kian itu mencret karena terlalu banyak minum yoghurt. Amih sudah bilang kan, kalau minum yoghurt itu hanya boleh 2 gelas susu. Kalau kebanyakan nanti Kian sakit pe..
K: rut
A: Kalau kebanyakan minum yoghurt nanti Kian men..
K: cret
A: Oke, Kian jangan minum yoghurt dulu ya sayang karena Kian masih mencret. Nanti kalau sudah sembuh baru boleh minum lagi.

Dan kamipun beraktivitas seperti biasa sampai tidur malam.

Pagi ini, Kian (seperti biasa) bangun tidur langsung menghampiri kulkas. Ntah dorongan apa yg bikin dia selalu lapar dan mencari makanan di kulkas kalau baru bangun, tapi ya itu ritual pagi nya setelah ke kamar mandi utk BAK. Sambil saya temani ke kulkas, dia membuka pintu kulkas dan menunjukkan ke arah saya “Mih ini yoghurt, Kian tidak minum ini dulu ya, Kian masih mencret. Nanti tunggu Kian sembuh ya.” Lalu Ia menutup pintu kulkas.

Dan sayapun terpana dengan pemaparan konsekuensi logis dari anak usia 30 bulan ini.. ya Alloh anak ini udah gede yaaa.. silogismenya udah jalan. Udah bisa mengelola emosi secara sadar. Dia tau kalau dia pengen, tapi dia bisa mengendalikan keinginannya karena ada konsekuensi logis dibalik rasa ingin nya. 


#KianAF yang senang sekali minum yoghurt


Padahal saya hanya brief Kian terkait konsekuensi logisnya sekali (diawal), dan membuktikan konsekuensi logisnya ketika kemarin Ia bercerita. Itupun hanya sekali. Tentunya tanpa tendensi, tidak menyalahkan (blaming), dan tetap dengan suasana hangat. Saya gak pernah punya ekspektasi yang lebih soal kendali diri dan pengelolaan emosi pada Kian, saya hanya berusaha mengasuh Kian secara sadar. Dan ternyata hasilnya sangat efektif dan bahkan beyond expectation. Ahhhh anak itu absorbent mind sekali yaaa.. masya Alloh luar biasa titipan dariMu :)


#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi