Day 6 - Mencegah Penyimpangan Seksual Sejak Dini

LGBT Map

Selain ancaman child sex abuse yang telah dijelaskan oleh Kelompok 5, giliran Kelompok 6 yang memaparkan tantangan terkait penyimpangan seksual dan betapa massive nya dukungan atau perlindungan hukum yang didapatkan dari berbagai negara di belahan penjuru dunia.

Kali ini Kelompok 6 yang terdiri dari Mba Dian, Mba Inten, dan Mba Ira membuka diskusi tentang "Mencegah LGBT Sejak Dini".

Bagaimana caranya? Tahapannya sangat panjang, namun dapat dimulai dengan membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya.
  • Anak sudah harus bisa memastikan identitas seksualnya sejak berusia 3 thn.
Sejak bayi, orang tua mengajarkan anak tentang nama-nama bagian tubuh. Seiring usia, jelaskan juga fungsi dan bagaimana menjaganya. Kemudian sejak 9 bulan, kenalkan organ seksual yang dimiliki oleh anak. Ada baiknya dikenalkan dengan nama ilmiahnya, misalnya vagina pada perempuan atau penis pada laki-laki. Mengapa harus nama ilmiah? Ini menghindarkan pada pentabuan. Selama ini pembicaraan seputar seksuitas dianggap tabu oleh masyarakat. Karena penjelasannya seringkali tidak secara ilmiah. Hal yang tabu ini bisa mendorong anak untuk mencari-cari secara sembunyi-sembunyi. Dan ini pada akhirnya akan memulai datangnya masalah penyimpangan seksual pada anak. Orangtua harus menjadi pihak pertama yang secara jujur dan terbuka dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan organ seksual anak. Sehingga anak akan mampu dengan jelas memahami identitas seksualnya.
  • Rawat rasa malu yang fitrahnya ia rasakan ketika bagian tubuh itu terlihat orang lain.
Jika akan membantunya memakaikan pakaian, minta izin saudaranya yang lain untuk tidak melihat. 
  • Ajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual.
Menurut penelitian, hampir 100% gay pernah mengalami pelecehan seksual saat kecil. Karena itu, orang tua perlu mengajarkan anak untuk dapat melindungi diri dari kejahatan seksual. Ketika anak sudah lancar berbicara dan mulai berkativitas dengan peer groupnya di luar rumah, maka orangtua perlu mengajarkan tentang area pribadi tubuhnya. Area pribadi tubuh adalah bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain, kecuali untuk pemeriksaan atau untuk dibersihkan. Hanya orangtua ataupun dokter yang boleh memegang area pribadi ini. Ada empat area pribadi yaitu anus, kemaluan, payudara dan mulut. Dengan demikian anak akan waspada kepada pihak-pihak yang akan melakukan kejahatan seksual padanya.

  • Latih anak mengucapkan salam dan meminta izin ketika masuk rumah atau kamar orang tua
Mengucapkan salam dan meminta izin adalah dua hal yang berbeda. Contoh: ketika anak masuk kamar (kakak, adik, atau ortu) harus di mulai dengan salam lalu minta izin masuk (QS An-Nur : 27). Tujuannnya menjaga pandangan mata, karena syahwat bermula dari mata. Konsekuensinya, orang tua wajib menutup aurat di hadapan anak.

Misalnya ketika ibu menyusui adik bayi, ibu menutup auratnya dari sang kakak laki-laki yang berusia 4 tahun atau lebih. Dalam pengamatan kami, anak usia 4 tahun sudah dapat membedakan dan mengerti aurat wanita.

Tiga waktu dimana anak kecil harus meminta izin untuk masuk kamar  orang tuanya (QS An-Nur  : 58-59) 

  1. Sebelum sholat subuh
  2. Waktu tidur siang 
  3. Setelah sholat isya
Lalu.. Bagaimana cara kita mendidik anak-anak kita agar tau pentingnya menutup aurat? Kelompok 6 yang kece ini juga berbagi tips nya:

  1. Mulailah dari diri kita sendiri. Karena keteladanan adalah senjata paling ampuh.
  2. Memisahkan tempat tidur antara laki laki dan perempuan, ini tujuannya adalah untuk menanamkan pemahaman tentang konsep aurat antara laki laki dan perempuan
  3. Biasakan putri kecil kita berpakaian muslimah ketika keluar, yaa meskipun belum sempurna. Karena usia dini masih dalam proses pembelajaran. Ketika sesuatu sudah tertanam sejak kecil, maka ketika tidak memakainya pasti akan terasa risih. Lalu berikan penghargaan, pasti bakalan tambah semangat deh :)
  4. Selektif dalam memilih tontonan bagi putra putri kita. Pilihlah tontonan yang mendukung mereka dalam proses pembentukan akhlak mereka. Jika ada yang bertentangan berikan penjelasan. 
  5. Pilih lingkungan yang mendukung. Pilihkanlah putra/putri kita lingkungan yang mendukung mereka untuk berbusana muslimah. Baik dalam lingkungan sekitar rumah ataupun lingkungan sekolah. Ini bukan berarti kita pilih teman untuk anak-anak kita, tapi kenyataan membuktikan bahwa teman sepergaulan sangat besar pengaruhnya dalam diri anak.
Terimakasih untuk kelompok 6, materinya bermanfaat sekali! :)


#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi