Day 7 - Mengatasi Ketimpangan Pengasuhan Anak


Timpangnya peran Ayah dan Ibu sebagai tantangan dari fitrah seksualitas anak

Mba Tanty dan Mba Intan dari kelompok 6 membuka topik pembahasan seputar ketimpangan pengasuhan anak yang menjadi tantangan dalam membangkitkan fitrah seksualitas anak. Diskusi hari ini dimulai dengan sebuah quiz : 

Quiz yang menarik hari ini

Jawabanpun mulai bermunculan dan sangat beragam. Namun yang saya point out adalah jawaban dari Bunda Puri, seorang narasumber dari kelompok 3 yang banyak bercerita tentang penerapan ATS (Ask to Solve). Berikut jawabannya:
Menjadikan tontonan sebagai sarana belajar.. Yaitu dengan memilih tontonan yang sesuai dengan usia anak. Kemudian menjadikan tontonan tsb sebagai tema diskusi ATS.. Minta anak membuat beberapa pertanyaan berkaitan dengan tayangan tsb... Then just wait n see... Insyaallah Diskusi kreatif akan berkembang menarik :)
Diskusi malam ini ditutup dengan sharing session oleh para member seputar mengatasi ketimpangan dalam pengasuhan anak. Gimana siiih caranya?

Well, ini adalah solusi versi saya:

Pengasuhan anak sebetulnya dimulai sejak anak masih berada di dalam kandungan. Oleh karena itu, ada istilah "hamil berdua", karena bukan hanya ibu yang merasakan, tetapi ada ayah yang selalu siap menjaga ibu dan memenuhi kebutuhan ibu, termasuk untuk menjadi tempat curhat dan tempat menangis disaat hormon ini melonjak-lonjak..hehehe.. Nah sambil menjalani kehamilan, ada baiknya komunikasi produktif antara Ayah dan Ibu dimulai, untuk menjalin komitmen pengasuhan sang buah hati yang akan lahir. Kalau saya dan suami, dimulai dengan memperkaya ilmu kami berdua dari berbagai sumber bacaan tentang pengasuhan anak. Dan menyepakati waktu bergiliran atau bergantian shift dalam mengurus anak. Tujuannya tetap sama, yakni agar Ayah dan Ibu merasakan pengalaman yang (hampir) sama dalam mengasuh anak sejak bayi. Saya dan suami menerapkan hal ini sejak Kian masih berada di dalam kandungan, dan jujur saya sangat satisfied dengan pengalaman yang kami peroleh. Kian lekat dengan saya, lekat dengan Ayahnya, dan cenderung memiliki kecerdasan emosi yang lebih stabil dibandingkan dengan anak seusianya. Tentu, hal ini harus kami barengi dengan konsistensi yang tanpa henti, karena mengasuh anak adalah lifetime learning experience bagi kami, dan kami memilih untuk melakukan pengasuhan dengan asas conscious parenting :)

Karena sesungguhnya anak adalah buah hati Ayah dan Ibu, maka sudah sepantasnya Ayah dan Ibu memiliki porsi yang sama dalam mendidik anak :)

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Comments

Popular posts from this blog

Day 6 - Thiwul dari Kebun Pak Ujang

Day 8 - Penyelamat Belanja di saat Baru Melahirkan

Day 4 - Keluarga Bapak Syauqi